Kamis, 03 Mei 2018

Kedisiplinan di Pondok Pesantren




Segala sesuatu di dunia memiliki ketentuan, peraturan, yang juga disebut disiplin. Masing-masing yang disesuaikan menurut kedudukan serta keperluan sendiri-sendiri. Ada disiplin rumah tangga, disiplin organisasi, disiplin partai, disiplin negara dan disiplin alam.
Ada juga disiplin di jalan raya, lalu lintas di laut dan udara. Selain itu ada disiplin sendiri, disiplin kesehatan hingga sampai di hutan sekalipun masih ada disiplinnya.
Binatang di hutan, burung di udara, ikan di lautan atau air tawar mempunyai peraturan, disiplin sendiri-sendiri. Disiplin iklim, disiplin alam, disiplin pergaulan dengan teman sejawat, disiplin dari keadaan tempat, semua harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya.
Ikan yang hidup di air tawar tidak akan dapat bertahan hidup di air asin (air laut) karena disiplin di laut berlainan dengan disiplin di air tawar. Demikian pula sebaliknya, masing-masing mempunyai corak dan bentuk yang berlainan antara satu dengan yang lain.
Binatang rimba akan lebih tertib hidupnya di alam rimba raya. Binatang piaraan (ayam, kambing, sapi, dan lain-lain) akan tenteram hidupnya jika mendapatkan pemeliharaan yang baik dari tuannya.
Demikianlah keadaan macam dan corak disiplin di alam binatang, maka lebih-lebih manusia harus memiliki disiplin yang lebih dari itu, yaitu disiplin antar sesama manusia. Tidak satu pun manusia di muka bumi ini memiliki kebebasan 100 persen. Sebagaimana pepatah dalam bahasa Arab, “Kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan orang lain.”
Ia pasti tertumbuk pada salah satu peraturan yang mungkin mengikat di antara kebebasan hidupnya. Bahkan, sesudah mati pun masih terkena disiplin yang akan kita terima di akhirat kelak. Mau tidak mau, berat atau ringannya disiplin yang akan kita terima di akhirat, tergantung pada usaha dan ikhtiar kita di dunia—meringankan atau memberatkan.
Demikian pula halnya dengan tiap-tiap agama, masing-masing mempunyai peraturan/disiplin, dalam hal ini agama Islam mengandung pelajaran yang penting tentang disiplin, lebih-lebih tentang Zelp Disiplin (mendisiplinkan diri sendiri). Contohnya, kewajiban melaksanakan shalat lima waktu dengan batas waktu yang telah ditetapkan, puasa dengan disiplin, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, disiplin ini bisa diambil pengertian antara perkataan bebas dan merdeka. Bebas bukan berarti tidak berdisiplin tetapi sebenarnya arti bebas adalah, “Bebas berpikir dalam memilih dan menentukan disiplin yang akan ditaati.”
Bebas bukan berarti netral karena netral bersifat pasif tidak kesana dan tidak kemari. Tidak pula terlalu picik dalam berpikir, mengartikan bebas merdeka dengan arti segala sesuatu tidak dengan pajak, atau karena merdeka tidak usah membeli tiket saat mau naik kereta api.
Di Pondok Pesantren Modern As-Salam tidak ada sesuatu paksaan. Semua santri yang belajar di dalamnya telah menginjak umur dewasa, setidaknya mereka dianggap dewasa, yang bisa membedakan antara yang baik dan buruknya suatu pekerjaan.
Pendidikan dan pengajaran tak dapat dijalankan dengan suatu paksaan terhadap anak yang telah matang otaknya, cerdas akalnya. Hanya saja ada peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh anak-anak yang dianggap masih kecil, kekanak-kanakan disebabkan karena lemah jiwanya ataupun masih dipandang perlu diadakan peraturan tertentu terhadap anak-anak yang tampak besar badannya tetapi jiwanya masih kecil.
Jika Pondok Pesantren Modern As-Salam masih menyerukan, mendengungkan disiplin, peraturan ataupun sunahnya yang telah berlaku, bukan berarti Pondok Pesantren Modern As-Salam mengadakan suatu peraturan atau paksaan agar santri-santri mau menuruti segala peraturannya atau meninggalkan semua larangannya. Memaksa! Sekali-kali tidak.
Selama masih memiliki rasa kesanggupan boleh mencoba dan mengikuti, tetapi boleh juga mengungkapkan rasa tidak tahan. Senyampang kapal belum berlayar, selagi masih di pelabuhan, boleh turun bagi yang ragu-ragu dipersilakan untuk turun.
Uang tiket akan dikembalikan, selamat berpisah, kami akan meneruskan perjalanan ke pulau idaman. Yang tidak kuat, tentu akan turun atau terpaksa akan diturunkan. Yang kuat Insya Allah sampai kepada tujuan dengan membawa hasil dan akan terjalin pula jiwa radhiyatan mardhiyah (puas-memuaskan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar