Kamis, 03 Mei 2018

Olahraga dan Kepramukaan




Sebab terpenting kemunduran umat Islam, yakni kemunduran pemuda Islam. Tercecernya pemuda Islam dari masyarakat luas adalah kurangnya atau tidak adanya ilmu pengetahuan umum dan keorganisasian yang baik.
Karena kekurangan itu, mereka selalu ketinggalan dan selalu hanya sebagai penonton.
Karena kekurangannya itu, ia selalu melihat orang-orang lain yang bukan Islam yang cakap, yang dapat mempengaruhi massa atau orang banyak.
Karena kekurangannya itu, mereka merasa rendah, merasa kurang, padahal mereka itu mukmin, mereka itu beriman.
Maka dari itu, mulailah umat Islam berlomba-lomba bangun hendak mencari ilmu pengetahuan umum katanya. Tetapi sayang, banyak di antara mereka itu kurang tepat jalannya dalam mencari ilmu pengetahuan itu. Mereka ingin menjadi intelek berpengetahuan umum, tetapi kurang tepat rabaannya tentang apa yang harus diperbuat untuk menjadikan mereka intelek, terpelajar dan berpengetahuan umum.
Banyak yang hanya menjadi intelek pakaian. Karena itu, jalan yang paling mudah, dengan model-model pantolan, kemeja, sampai model-model baju rok mini. Ada pula yang mengira bahwa kalau sudah bersekolah di negeri, di kota, pandai nonton bioskop, pandai membicarakan bintang-bintang film, dan sebagainya, sudah menjamin ia menjadi intelek, berpengetahuan. Jadilah ia orang kota yang terjajah. Ada pula yang mengira bahwa pengetahuan umum yang paling utama pada sangkaannya ialah ilmu pasti.
Sampai terjadi beratus-ratus anak kyai, anak pemimpin Islam masuk sekolah Kristen yang mendapat didikan Kristen. Dan benar-benar ada yang terlanjur menjadi mubalig Kristen.
Segala kesalahan-kesalahan itu tidak terlalu kita bebankan kepada para orangtua dan kaum pemuda. Memang ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka salah pangangan.
Hanya saja kita insyaf akan kesalahan itu, cepat-cepat mengeja jangan sampai terlanjur sesat terlunta-lunta.
Ketahuilah bahwa dua masalah ilmu pengetahuan umum yang amat sangat erat hubungannya dengan kehidupan umat, lebih khusus bagi gerakan pemudanya, yaitu soal kepanduan dan olahraga.
Inilah yang amat sangat penting dalam masyarakat.
Pemuda yang cakap dalam hal ini, pasti akan terpandang di tengah masyarakat. Ia dapat mempengaruhi dan memimpin masyarakat dengan mudah. Selama ini pemuda kita hanya menjadi sasaran operasi pihak lain, menjadi penonton dan pengagum pihak lain.
Di mana ada gerakan olahraga, sepakbola, bola voli, badminton dan lain sebagainya, beserta pertandingan-pertandingan dan kompetisinya, juga soal wasitnya, pemuda kita hendaknya tampil kemuka, maju, mengatur, dan mampu memimpin.
Inilah ilmu pengetahuan umum yang jelas-jelas bermanfaat langsung, di dunia dan di akhirat insya Allah.
Pemuda Islam tidak boleh lagi hanya menjadi penonton dan silau, kagum, minder, sampai hanya dipimpin dalam semua hal itu.
Ingat kisah Imam Ghazali dalam perlombaan berenang. Beliau menghendaki agar anak didiknya cakap dan dapat menggondol kemenangan dalam perlombaan tersebut.
Di Pondok Pesantren Modern As-Salam, di sini tempat berlatih kepanduan dan olahraga sebaik-baiknya dan sekomit mungkin.
Karena itu, ikutilah, berlatihlah, bahkan berlatihlah untuk memimpin.
Demikian pula dalam hal kepanduan atau kepramukaan. Kepramukaan di Pondok Pesantren Modern As-Salam lebih dari di tempat lain. Karena dengan tujuan untuk membentuk kader, untuk menjadi pemimpin pandu atau pramuka, nanti sepulangnya dari Pondok Pesantren Modern As-Salam. Maka dalam latihan pramuka, jangan sekadar latihan. Dalam berlatih harus berisi niat bagaimana saya nanti memimpin pandu pramuka di luar nanti.
Menurut perhitungan, semangat kepramukaan kepanduan di masa yang akan datang akan terus maju seluas-luasnya. Pondok Pesantren Modern As-Salam tetap menjaga tradisi ini, yaitu semua santri tanpa terkecuali harus menjadi pandu.
Adapun kepentingan pendidikan kepanduan, rasanya tidak sukar dipahami, kecuali bagi orang yang terlalu kolot dalam pendidikan. Segenap pemimpin Indonesia menguatkan ini.
Kepanduan di Pondok Pesantren Modern As-Salam seakan-akan merupakan kader untuk bermacam-macam kepanduan yang ada di Indonesia.
Maka sepulangnya mereka dari Pondok Pesantren Modern As-Salam, akan tetap merdeka, bebas untuk masuk dalam segala organisasi kepanduan kepramukaan.
Ringkasnya, pelajarilah dan berlatihlah dengan penuh keinsyafan tentang kepanduan/kepramukaan dan olahraga.
Tidak ada lasan kalau ada yang bilang bahwa seseorang yang tidak mempunyai bakat dalam bidang kepanduan dan olahraga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar