Kamis, 03 Mei 2018

Masuk Pesantren Apa yang Dicari


Perlu diinsyafi oleh semua santri, bahkan tiap-tiap santri, sewaktu-waktu harus bertanya kepada diri sendiri: Datang ke sini mencari apa? Untuk apa? Apakah datang ke sini untuk mencari enaknya saja? Apakah hanya mencari teman? Ataukah hanya untuk mencari kelas? Nama?
Kalau datang ke sini hanya akan mencari teman, cari keramaian, di sini bukan tempatnya. Di pasar dan bioskop teman lebih banyak dan lebih ramai.
Kalau datang ke sini cari kelas, itu juga tidak kena. Karena kalau kita berada di kota, masuk ke sekolah swasta akan mudah dan bebas memilih kelas semuanya.
Jadi, datang ke sini cari apa?
Kalau siswa menjawab, “Saya datang ke sini semata-mata untuk mencari ilmu dan pendidikan.” Inilah jawaban yang tepat.
Makan tidak enak, tidur tidak enak, tidak menjadi soal kalau benar-benar yang dicari ilmu, kecakapan dan pendidikan.
Duduk di kelas 1, sejajar dengan anak-anak kecil tidak menjadi soal. Kamu datang ke sini bukan untuk mencari kelas, tetapi mencari ilmu. Bukankah yang diwajibkan Nabi kepada kita adalah thalabul ilmu, bukan thalabul fasl. Mencari ilmu bukan mencari kelas.
Juga tidak tepat apabila yang dicari itu hanya ilmu umumnya, hanya ilmu agama, bahasa Arab saja, atau bahasa Inggris saja. Di sini harus mengikuti semua program dan kegiatan yang ada di sini.
Maka dari itu, perlu diinsyafi agar jangan salah alamat atau salah wesel agar tidak menyesal kemudian. selalu harus diingat pertanyaan, “Apa yang dicari?” Ini kadang-kadang pernah terjadi:
·               Hanya terpesona sesuatu yang bukan tujuan, lupa, lari, lalu pindah...
·               Hanya kalah bermain olahraga, kecewa, tidak kerasan...
·               Hanya kalah pengaruh dengan kawan dalam kepandaian, lalu pindah...
·               Hanya dapat tepuk tangan di luar pondok dalam berpidato, mabuk, lupa, dan pulang... Tergesa-gesa menjadi tua.
·               Hanya karena dipuja-puja temannya, lupa tujuan...
·               Hanya terjebak bujukan kawan, setan, lari, lalu pindah...
·               Hanya kebetulan kawan akrab ada yang pulang, ikut-ikutan pulang juga. Katanya, setia kawan...
·               Hanya ketika pulang dalam liburan terpesona oleh sesuatu, terpengaruh, atau kena penyakit, akhirnya lupa tujuan, patah belajarnya...
Ini semua harus selalu diingat agar tidak mudah tergoda atau terkena penyakit.
Ingatlah selalu, apa yang sebenarnya yang kita cari.
Berjalan sampai ke batas (tutug)...
Berlayar sampai ke pulau...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar